

"Sesiapa yang berusaha untuk meninggikan kalimah Islam boleh menggunakan segala yang ada padanya seperti harta benda, jiwa raga, pena (penulisan) dan lidah (dakwah)." [Sayyid Abul 'Ala al-Maududi]
"I'm so tired."
"Tired of what?"
"Of all these people judging me."
"Who judged you?"
"Like that woman, every time I sit with her, she tells me to wear hijab."
"Oh, hijab and music! The mother of all topics!"
"Yeah! I listen to music without hijab…haha!"
"Maybe she was just giving you advice."
"I don't need her advice. I know my religion. Can't she mind her own business?"
"Maybe you misunderstood. She was just being nice."
"Keeping out of my business, that would be nice..."
"But it's her duty to encourage you do to good."
"Trust me. That was no encouragement. And what do you mean `good` ?"
"Well, wearing hijab, that would be a good thing to do."
"Says who?"
"It's in the Quran, isn't it?"
"Yes. She did quote me something."
"She said Surah Nur, and other places of the Quran."
"Yes, but it's not a big sin anyway. Helping people and praying is more important."
"True. But big things start with small things."
"That's a good point, but what you wear is not important. What's important is to have a good healthy heart."
"What you wear is not important?"
"That's what I said."
"Then why do you spend an hour every morning fixing up?"
"What do you mean?"
"You spend money on cosmetics, not to mention all the time you spend on fixing your hair and low-carb dieting."
"So?"
"So, your appearance IS important."
"No. I said wearing hijab is not an important thing in religion."
"If it's not an important thing in religion, why is it mentioned in the Noble Quran?"
"You know I can't follow all that's in Quran."
"You mean God tells you something to do, you disobey and then it's OK?"
"Yes. God is forgiving."
"God is forgiving to those who repent and do not repeat their mistakes."
"Says who?"
"Says the same book that tells you to cover."
"But I don't like hijab, it limits my freedom."
"But the lotions, lipsticks, mascara and other cosmetics set you free?! What's your definition of freedom anyway?"
"Freedom is in doing whatever you like to do."
"No. Freedom is in doing the right thing, not in doing whatever we wish to do."
"Look! I've seen so many people who don't wear hijab and are nice people, and so many who wear hijab and are bad people."
"So what? There are people who are nice to you but are alcoholic. Should we all be alcoholics? You made a stupid point."
"I don't want to be an extremist or a fanatic. I'm OK the way I am without hijab."
"Then you are a secular fanatic. An extremist in disobeying God."
"You don't get it, if I wear hijab, who would marry me?!"
"So all these people with hijab never get married?!"
"Okay! What if I get married and my husband doesn't like it? And wants me to remove it?"
"What if your husband wants you to go out with him on a bank robbery?!"
"That's irrelevant, bank robbery is a crime."
"Disobeying your Creator is not a crime?"
"But then who would hire me?"
"A company that respects people for who they are."
"Not after 9-11"
"Yes. After 9-11. Don't you know about Hanan who just got into med school? And the other one, what was her name, the girl who always wore a white hijab…ummm…"
"Yasmeen?"
"Yes. Yasmeen. She just finished her MBA and is now interning for GE."
"Why do you reduce religion to a piece of cloth anyway?"
"Why do you reduce womanhood to high heals and lipstick colors?"
"You didn't answer my question."
"In fact, I did. Hijab is not just a piece of cloth. It is obeying God in a difficult environment. It is courage, faith in action, and true womanhood. But your short sleeves, tight pants…"
"That's called `fashion`, you live in a cave or something? First of all, hijab was founded by men who wanted to control women."
"Really? I did not know men could control women by hijab."
"Yes. That's what it is."
"What about the women who fight their husbands to wear hijab? And women in France who are forced to remove their hijab by men? What do you say about that?"
"Well, that's different."
"What difference? The woman who asked you to wear hijab…she was a woman, right?"
"Right, but…"
"But fashions that are designed and promoted by male-dominated corporations, set you free? Men have no control on exposing women and using them as a commodity?! Give me a break!"
"Wait, let me finish, I was saying…"
"Saying what? You think that men control women by hijab?"
"Yes."
"Specifically how?"
"By telling women how and what to wear, dummy!"
"Doesn't TV, magazines and movies tell you what to wear, and how to be`attractive' ?"
"Of course, it's fashion."
"Isn't that control? Pressuring you to wear what they want you to wear?"
[Silence]
"Not just controlling you, but also controlling the market."
"What do you mean?"
"I mean, you are told to look skinny and anorexic like that woman on the cover of the magazine, by men who design those magazines and sell those products."
"I don't get it. What does hijab have to do with products."
"It has everything to do with that. Don't you see? Hijab is a threat to consumerism, women who spend billions of dollars to look skinny and live by standards of fashion designed by men…and then here is Islam, saying trash all that nonsense and focus on your soul, not on your looks, and do not worry what men think of your looks."
"Like I don't have to buy hijab? Isn't hijab a product?"
"Yes, it is. It is a product that sets you free from male-dominated consumerism. "
"Stop lecturing me! I WILL NOT WEAR HIJAB! It is awkward, outdated, and totally not suitable for this society ...Moreover, I am only 20 and too young to wear hijab!"
"Fine. Say that to your Lord, when you face Him on Judgment Day."
"Nay! You prefer the life of this world; While the hereafter is better and more lasting."
[Noble Quran 87:16-17]
"You are the best community (Ummah) raised up for (the benefit of) humanity; enjoining what is right and forbidding what is wrong and believing in Allah."
[Noble Quran 3:110]
Bismillahirrahmanirrahim...
Apa pandangan anda tentang baitul muslim..? Antara jawapan yang sering didengari ialah
“Ish.. belum cukup umur lagi nak cerita bab baitul muslim. Ana muda lagi.”
“Study pun belum habis lagi. Nak cerita pasal baitul muslim..?”
“Belum bersedia lagi lah.. Nanti lah dulu. Awal lagi nie.”
Kebanyakannya hanya menggambarkan bahawa baitul muslim hanyalah pernikahan, ikatan, perhubungan antara ikhwan dan akhawat, antara muslimin dan muslimat. Saya secara jujur juga telah didoktrin dengan tafsiran ini. Sehingga satu hari, perbincangan bersama seorang guru yang saya anggap sebagai murabbi telah merubah pandangan saya terhadap baitul muslim. 360 darjah!!
Kenapa...?
Kata murabbi saya, baitul muslim itu adalah satu urusan yang amat besar.. AMAT BESAR! Ianya adalah urusan pembinaan ummah, ianya adalah urusan tentang masa depan Islam. Kerana daripada baitul muslim inilah akan lahirnya individu muslim yang akan menjadi penyambung mata rantai mata rantai perjuangan Islam. Untuk membina individu muslim, ianya adalah perkara yang sukar. Sukar saya katakan..? Kalau senang, tak kan adalah masalah sosial, bukan begitu..? Apatah lagi untuk bina baitul dakwah (rumah dakwah), ianya bukan setakat akad nikah, ianya adalah wasilah untuk urusan yang lebih besar daripada itu.
Sudah bersedia untuk melangkah ke tangga yang seterusnya..? Maka sebelum itu, jadikanlah perjalanan seterusnya ini adalah yang terbaik dari permulaannya lagi hinggalah ke akhirnya. Di situ ada barakahnya, ada kemanisannya dan ada kisah yang boleh diabadikan untuk anak-anak kita nanti. Dakwah pada zaman ini berbeza, sikapnya pun berbeza. Maka penjagaannya juga berbeza. Sikap ikhwah dalam menjaga ikhtilat amat berbeza. Ada yang sangat menjaga sehingga tidak memandang perempuan langsung (erkk... ye ke..?), sehinggalah kepada mereka yang suka memandang akhawat dengan beralasankan untuk mencari calon yang sesuai sebagai pasangan hidup. Ada yang telah menetapkan umur yang tertentu bagi menyediakan serba-serbi keperluan hidup. Ada juga dari belasan tahun yang dah tetapkan untuk bertunang demi membina rumahtangga.
Begitu juga perihal akhawatnya. Ada yang telah bersedia dari awal, ada yang masih belum bersedia. Cuma sedikit kebaikan daripada ikhwah dan akhawat secara zahirnya ialah mereka tidak memilih couple sebagai jalan penyelesaian untuk menyelamatkan perasaan. Mereka tetap memilih akad sebagai penyelamat kepada perasaan mereka. Ada yang memberikan kita contoh yang baik. Ada yang sangat menjaga dalam segala proses baitul muslimnya, sehinggakan apabila dikhabarkan tentang pernikahan mereka, kita semua akan terkejut mendengarnya. Ada juga yang sedikit longgar dalam urusan baitul muslim mereka. Contact tanpa menggunakan atau tanpa pengetahuan orang tengah dan sebagainya. Kita semua melihat, maka kita tanyalah hati kita untuk ikut yang mana.
Kerana kita akan menjadi contoh pada insan sekeliling kita, adik-adik kita dan tentunya anak-anak kita suatu hari nanti. Jika diri sendiri longgar, maka longgarlah anak-anak binaan kita. Namun jika benar menjaga sejak awalnya hingga akhirnya, maka ianya akan menjadi ikutan buat anak-anak binaan kita.
Bagaimana pula dengan penjagaan hati kita dengan ALLAH..? Tidak malukah kita kerana cinta kita pada ALLAH telah tercemar...? Astaghfirullahal ‘azim.. Ya ALLAH, kuatkan hambaMu ini. Sebab ada juga antara kita yang bertunang lama, dan akhirnya membuka ruang untuk diri mereka bercouple tanpa disedari. Bercinta tanpa sah, merindu yang tidak halal. Nauzubillah.. Mohon dijauhkan.
Indahnya andai dakwah dan perjuangannya yang menjadi matlamat kita..!
Teringat dengan perbualan bersama sahabat-sahabat di kolej suatu ketika dahulu. Ketika itu, ada yang melontarkan pandangan bahawa ada di kalangan ikhwah atau muslimin yang beranggapan apabila berkahwin dengan akhwat atau muslimat, confirm settle la bab-bab agama nie. Jadi apa salahnya kalau pilih yang cantik atau yang comel siket. Hah!!! Tetap juga cantik yang menjadi sandarannya. Mana pergi dakwah dan perjuangan yang dilaung-laungkan..? Tidak kurang juga dengan akhawatnya, asalkan ikhwah ok la tu.. tak kisah la siape pon...! Erkk... tergelak saya.
Sahabat-sahabat... mari kita muhasabah bersama. Niat untuk berkahwin antara ikhwah dan akhawat, muslimin dan muslimat itu sangat bagus. Dan itulah yang lebih utama. Tetapi perkahwinan ini melibatkan hati dan perasaan, dan itulah yang membezakan antara manusia dengan benda.! Di situlah ada nilai manusiawi. Kalau namanya manusia, sudah tentu ada banyak kelemahannya. Tidak semua akhawat yang sama level tarbiyyah dan dakwahnya. Ada yang belum cukup muwasafatnya lagi. Ada yang lebih utama untuk dikahwini lebih dahulu berbanding yang lain.
Jika kita meletakkan kehendak dan citarasa kita berbanding dakwah dan perjuangannya, adakah layak untuk kita gelarkan diri kita sebagai mujahid dan mujahidah dakwah...? Yang akhwatnya, adakah kita pantas untuk menjadi pembantu di sayap kiri perjuangan si mujahid..?
ALLAH pasti akan memberikan yang terbaik jika kita meletakkanNya sebagai matlamat dan sandaran utama kita..
Maka kerana itulah kita diajarkan untuk menggunakan orang tengah... Nuqaba’ atau sesiapa yang kita percaya, yang dapat menjaga ego seorang ikhwah mahu pun malunya seorang akhawat. Biarlah pengenalan dan pertunangan ini berlaku di bawah pandangan ALLAH S.W.T. Dan bukannya syahwat! Kalau ini langkahnya, insya-ALLAH... yang terbaik pasti milikmu.
Akhawat, teguhkan hati kita semua pada ALLAH. Kurangkan agenda mencari si soleh, sebaliknya tingkatkanlah diri untuk menjadi si solehah. Dan ikhwah, pinanglah akhwat kerana dakwah dan perjuangannya...
Buat ikhwah, jagalah sifat gentleman anda dengan tidak menanyakan secara direct kepada akhawat. Jangan malu untuk menggunakan orang tengah sebagai pengantara. Anda akan dihormati dan dikagumi oleh mana-mana akhawat pun. Andai ditolak sekali pun, tidak sedikit pun tercalar ego anda.. Malah anda akan dicarikan dengan akhawat yang lain pula.
Tidak semua yang melalui baitul muslim ini sempurna. Sepertimana orang yang berkahwin selepas bercouple ada masalahnya, malah ada yang membawa kepada penceraian. Begitu juga dengan baitul muslim. Baitul muslim hanyalah wasilah kita untuk mencari Redha ALLAH. Dan untuk menggapai Redha ALLAH, kita pasti diuji. Namun jika ALLAH matlamat dan sandaran kita, insya-ALLAH kita akan meletakkan ujian itu sebagai sunnah dalam perjuangan yang perlu kita hadapi demi RedhaNya... Maka tetapkanlah matlamat kita terlebih dahulu.. Biar terang dan biar jelas. KERANA DAKWAH DAHULU, DAN KERANA ALLAH DAN RASUL-NYA YANG TERATAS.
Nobody is perfect. Carilah kesempurnaan itu pada dakwah, barulah pada yang lainnya. ALLAH pasti akan mencukupkan keperluanmu wahai akhi wa ukhti, andai kamu memilih ALLAH sebelum yang lainnya. Insya-ALLAH....
Sekadar bingkisan pendapat dari hamba yang hina ini, hasil nasihat daripada insan-insan yang telah dahulu melayar bahtera baitul dakwah. Segala yang baik adalah daripada ALLAH S.W.T, dan yang buruk itu adalah daripada diri saya yang serba kekurangan, kerana kesempurnaan hanya milik ALLAH S.W.T dengan bersandarkan kedua-duanya daripada ALLAH S.W.T.
Jika kamu menyintai nasihat, maka nasihatilah daku..
Wallahualam...
Mesir dikenali bukan kerana piramidnya. Ini kerana binaan yang menakjubkan bukan sahaja wujud di Mesir, tetapi juga di Indonesia dengan Candi Borobudur, di China dengan Tembok Besar, Patung Zues di Olimpia, Greek dan banyak lagi binaan-binaan lain di seluruh dunia. Bukanlah kemuliaan dan kehebatan Mesir di kehebatan binaan piramidnya yang lebih merupakan lambing kezaliman penguasa terdahulu terhadap rakyatnya di zaman tersebut.
Sesungguhnya kehebatan Mesir ialah kerana Universiti al-Azhar yang diasaskan pada tahun 970M. Itulah hebatnya Mesir. Bumi anbiya’ yang dipilih Allah SWT untuk menjadi tuan rumah kepada universiti tertua di dunia ini telah melahirkan generasi ulama terbilang yang bertebaran menyebarkan ilmu ke serata dunia. Atas kemuliaan ini, pemimpin Mesir sewajarnya terdiri daripada mereka yang mempunyai komitmen dengan Islam.
Sayangnya, Mesir hari ini ditadbir oleh rejim diktator yang sedikitpun tidak mencerminkan kemuliaan Universiti al-Azhar. Lihatlah bagaimana Syed Qutb telah dibunuh dengan kejam hanya kerana menulis kitab Maalim fit Tariqdan tafsir Fil Zilal al-Quran. Sekalipun dibunuh atas tuduhan memberontak, beliau tetap dipuji oleh ulama-ulama terkemudian seperti Syeikh Mutawalli Sya’rawi dan Dr. Zaghloul Najjar. Kedua-dua ulama ini setiap kali menyebut nama Syed Qutb pasti akan diikuti dengan rahimahullah rahmatan wasiatan (semoga Allah merahmatinya dengan rahmat yang luas).
Kezaliman rejim Hosni Mubarak di Mesir terbukti dengan kemenangan besarnya yang dicemari dengan penyelewengan besar-besaran setiap kali diadakan pilihanraya. Kemenangannya yang mencapai 99% merupakan hasil demokrasi tempang dan cacat. Di dalam masa yang sama, rejim inilah yang menangkap ribuan pimpinan Ikhwanul Muslimin bagi menghalang mereka bertanding di dalam pilihanraya. Jika benar Hosni Mubarak menang besar di dalam pilihanraya dengan sokongan rakyat, dari mana datangnya penunjuk perasaan yang berjumlah ratusan ribu pada hari ini?
Rejim inilah juga yang menghulurkan tangan persahabatan dengan Israel pada saat Israel dikutuk di seluruh dunia kerana menzalimi rakyat Palestin. Mereka menidakkan fatwa yang dikeluarkan oleh Jawatankuasa Fatwa al-Azhar pada 18 Jamadil Awwal 1375H bersamaan 2 Januari 1956M yang mengharamkan sebarang bentuk kerjasama dengan negara haram Israel. Di antara mereka yang bersidang pada hari itu ialah Syaikh Isa Manun, Dekan Fakulti Syariah dari Mazhab Syafi'i, Syaikh Mahmoud Shaltout, dari Mazhab Hanafi, Sheikh Mohamed Thaneikhi, Pengarah Badan Dakwah dan Bimbingan Keagamaan, dari mazhab Maliki, Syaikh Muhammad Abdul Lathif As-Subki, Pengarah Penyelidikan Universiti Al-Azhar dari mazhab Hanbali dan Syaikh Zakaria Al-Birri, Bahagian Jawatankuasa Fatwa.
Sesungguhnya tangan Hosni Mubarak ialah tangan berlumuran dengan darah rakyat Palestin. Kekuasaannya tegak di atas susunan tulang tulang para ulama yang dikorbankan demi untuk memenuhi tuntutan hawa nafsunya. Hari ini, tindakan paling tidak demokratik telah dilaksanakan dengan menutup semua akses internet dan talian telefon semata-mata untuk membendung kebangkitan rakyat.
Dalam hal ini, saya menyetujui pandangan Syeikh Dr Yusuf al-Qaradawi supaya Hosni Mubarak meletakkan jawatan dan akur dengan kehendak rakyat Mesir demi kebaikan rakyat Mesir dan umat Islam keseluruhannya. Semoga Allah SWT akan menaikkan penguasa yang benar-benar berkhidmat untuk rakyat dan Islam khususnya membela nasih umat Islam di tanah yang bersempadan dengan Mesir iaitu Palestin. Padanlah kalau pihak yang kecut perut sekarang ini dengan perkembangan yang berlaku ialah Israel.
Sekian, wasalam.
Tuan Guru Datuk Bentara Setia Nik Abdul Aziz Nik Mat,
Menteri Besar Kelantan merangkap al-Mursyidul Am PAS.
Bertarikh : 27 Safar 1432H bersamaan 1 Februari 2011M
Sumber : SINISebelum mata terlelap dari kesibukan dunia,
Ingatlah Tuhanmu yang menjadikan siangmu di warnai dengan cabaran sebagai tarbiyyah dariNya...
Yang menjadikan malammu indah dengan cinta, kasih sayang dariNya...
Apa yang didamba selain cinta seorang hamba kepada Pencipta...
Ayuh... alunkan zikrullah, basahkan lidahmu dengan rentak kalamullah...
Moga kita menjadi pengemis cinta Illahi,
Perindu syahid yang sejati...